Pages

Sunday, 26 January 2014

Entahlah



Awalnya aku ingin bertahan dan membiasakan diriku dengan hal-hal yang mungkin menyakitkan. mungkin karena aku tidak ingin merasa kecewa lagi dan terlalu lelah mendengar kata maaf. Tapi nyatanya aku masih terjebak dengan perasaan-perasaan yang tidak perlu. Apa ini dan kenapa harus begini. Padahal aku tahu aku tidak bisa memilikimu. Tapi kenapa aku begitu bodoh membiarkan perasaan ini meluap-luap. Aku sudah menutup rapat-rapat pintu hatiku. Tapi kenapa kau selalu saja menemukan celah untuk masuk. Kau seperti seseorang yang ingin ku hindari tapi selalu datang. Mungkin memang benar membenci dan menyayangi seseorang itu hanya perlu terbiasa saja. Aku membiarkan hidupku terbiasa dengan kehadiranmu. Harusnya aku lebih pandai memilah apa yang menjadi kebiasaanku karena segalanya bisa tiba-tiba hilang begitu saja. Karena tak kusadari aku tak sengaja mengharapkanmu. Tak sengaja merindukan kehadiranmu. Tak sengaja terus menerus memikirkanmu. Tak sengaja mengkhawatirkanmu. Tak sengaja marah ketika tahu kau masih menyukainya. Maaf aku tak sengaja.


Aku lelah dengan semua tanya ini. Ingin rasanya aku berlari menemukanmu. Memelukmu dengan erat dan menjadikanmu milikku.  Aku mungkin bisa segila itu.




No comments:

Post a Comment