Pages

Sunday, 8 March 2015

surat untuk-R

Banyak yang tidak ku mengerti tentang cinta. Aku baru saja belajar bagaimana mencintai. Dan kamu tahu bahwa dalam belajar melakukan kesalahan adalah hal yang wajar.  Maafkan aku yang kau rasa banyak menyakitimu. Maafkan aku yang kau anggap tidak terlalu menghargai perjuanganmu. Sesungguhnya aku mencintaimu lebih dari yang kau kira. Kau tidak perlu menanyakannya. Kesalahan-kesalahan yang telah ku lakukan selama ini, aku ingin kau memaafkannya. Memang maaf hal yang mudah, tapi setidaknya mari kita melupakan semua hal yang menyakitkan dan memulainya dari awal. Apakah di dunia ini ada hal yang tidak bisa dimaafkan? Bahkan Tuhan pun Maha Pemaaf. Aku merasakan saat-saat bahagia bersamamu. Aku merasa saat yang paling berharga ketika dimilikimu. Aku merasa bersyukur dan beruntung kau mencintaiku dengan sebegitu besarnya. Kau menyayangiku semampu yang kau bisa. Begitu pula aku, tapi aku terlalu bodoh dan tolol menunjukkannya. Sehingga aku tidak dapat membuat kau merasakan seberapa besar cinta yang ada dihatiku. Aku masih belajar sayang.

Asal kau tahu saja aku tidak pernah memberi kesempatan kepada lelaki lain untuk memasuki ruang hatiku. Kau tahu, hatiku memilihmu sayang. Aku tidak bisa mencintai yang lain. Darimu aku belajar banyak. Aku ingin mengulang saat-saat indah yang kita lalui bersama. Tapi kau masih saja berdiam dan keras hati untuk memaafkanku. Sayang aku tidak pernah menyesal melalui banyak hal bersamamu. Karena bersamamu aku mengerti kebahagiaan, aku mengerti rasa dicintai dan kau membuatku berharga karna memilikimu. Aku ingin kau kembali dan bersamaku memperbaiki semuanya. Jika kau sudah lelah denganku. Maka aku harus melepaskanmu. Aku sadar kau lebih dari berharga di dalam hidupku. Aku sadar aku tidak pandai menjagamu. Menjaga cinta kita.

Mungkin sekarang semuanya telah berbeda. Berbeda jauh dari awal pertama kita mencintai. Aku merasakannya. Mungkin sudah terlalu banyak noda dalam hubungan kita. Hingga kita sendiri tidak mengerti perasaan yang sesuungguhnya sedang kita rasakan. Namun tidak untukku. Aku masih saja sama. Aku dengan kekuranganku dan kamu dengan kekuranganmu. Aku tidak pernah menyerah tentang itu. Mungkin kau sudah lelah menghadapiku, tapi entah mengapa dalam hati kecilku aku ingin kamu berjuang. Bukankah hal sepele seperti ini tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan apa yang akan kita hadapi sesungguhnya di masa depan? Aku mengatakan banyak hal kepadamu. Tentang bagaimana seharusnya kau memperlakukan wanita yang kau sayangi. Aku tidak mengerti mengapa kau menjadi begitu tidak tahu dengan hal itu. Mungkinkah kau benar-benar tidak tahu atau ternyata aku bukanlah wanita yang ada di hatimu. Entahlah. Aku meragukan itu. Karena yang aku tahu cinta adalah saling berjuang. Menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Itulah  yang harus kita lakukan jika masih ingin bersama. Namun aku tidak merasakan kau melakukannya. Aku menerimamu meskipun terkadang aku cerewet akan banyak hal. Bukankah itu normal sebagai seorang wanita. Tapi kenapa kau begitu tidak tahu akan banyak hal? Mengapa kau begitu tidak mengerti bagaimana mencintaiku dengan baik? Apakah aku harus selalu memberitahumu sehingga kamu menganggapku sebagai wanita yang begitu tidak puas dengan apa yang ada padamu. Karena kau tidak pernah berusaha mempertahankanku seperti wanita yang kau cintai, seperti yang pernah kau akui padaku. Apakah kata-katamu hanyalah sekedar kata-kata yang kau ucap.


Aku tahu aku salah dalam mencintai. Seharusnya aku tidak memberi seluruh hatiku padamu. Agar ketika hal seperti ini datang aku tidak merasakan sakit yang sangat menusuk. Tapi aku tidak akan menyesal. Mungkin memang aku harus merasakannya. Entah denganmu atau dengan orang lain. Entah sekarang atau nanti. Disaat yang seperti apa aku pasti merasakannya. Oleh karena itu aku memutuskan tidak lagi mengunci hatiku untuk seorang. Bukan, bukan karena aku tidak lagi mencintaimu. Hanya saja mungkin sekarang aku harus mulai belajar melepaskan. Aku juga tidak ingin memikirkan apakah aku bisa melepasmu. Aku tidak ingin memikirkannya. Karena aku harus. Hidup harus terus berjalan, kau tau itu. Aku ingin berjuang dengan seseorang pria yang memang ingin berjuang bersamaku, dengan seseorang yang ingin ku perjuangkan dan memperjuangkanku. Aku memutuskan meninggalkan lembaran yang pernah kita lalui bersama. Bukan karena aku tidak lagi menyayangimu. Aku tidak ingin berdusta karena memang aku tidak bisa begitu saja menghapusmu dari hatiku. Namun aku tidak ingin menjadi egois untuk terus menuruti perasaanku yang entah berbalas atau tidak. Pertemuan kita dan hal-hal indah yang pernah kita lewati bersama bukanlah hal yang mudah untuk ku lupakan dan aku tidak akan pernah melupakannya. Namun aku ingin membebaskan hatiku. Karena dia berhak bahagia dengan seseorang yang mencintainya. Entah dengan orang lain atau kamu. Aku tidak pernah tahu.  Kau,aku harap kau bahagia dan selalu bahagia dengan atau tanpaku. Aku harap kau mendapatkan apa yang sudah lama kau cita-citakan dan dapat membahagiakan kedua orang tuamu sebaik mungkin selama mereka masih ada untukmu. Jika kau tidak bisa berjuang untukku, berjuanglah untuk mereka. Karena mereka juga mencintaimu tanpa batas dengan tak pernah berharap kau balas. Bahagiakanlah orang-orang yang mencintaimu kecuali aku. Karena aku akan berusaha baik-baik saja tanpamu. Agar kau dapat menjadi lebih baik tanpa aku yang selalu membuatmu lelah. Thankyou for try to loving me

For now :)

No comments:

Post a Comment