Aku mencari-cari cara untuk tidak
memikirkanmu. Aku mencari-cari cara untuk mengusir kesepian ini. Tapi
seberapapun cara yang ku coba aku tetap tidak bisa mengusir kau dari hatiku.
Kau berlari kesana kemari seakan hatiku adalah tempat yang luas untuk bermain.
Kau sudah memblokade pintu hatiku dari hati lain yang mencoba untuk masuk. Kau menguasai semuanya. Setiap sudut hatiku
tidak lagi kau sisakan tempat untuk hal lain. Kecuali untuk Tuhan dan
keluargaku, kau tidak mengusiknya. Tapi kau menguasai bagian lainnya.
Seberapapun aku mencoba untuk mengusirmu. Kau tetap besikukuh berdiam disana.
Bahkan ruang hatiku yang dulu tempatku menyimpan namanya, kau mendobraknya dan
melabeli itu wilayahmu. Kau egois. Bagaimana bisa kau tidak menyisakan tempat
sedikitpun. Aku benci harus berkata ini tapi kau sendiri tidak sadar bahwa kau
lah satu-satunya orang yang menjajah hatiku. Bagaimana lagi aku harus
menyadarkanmu. Jika kau ragu tolong pergi saja biarkan hatiku seperti
sebelumnya.
Aku mencari-cari kebahagiaan. Yang kukira
akan ku temukan jika aku tetap bersamamu. lalu aku sadar aku sendiri tidak
paham arti kebahagiaan. Jadi bagaimana mungkin aku bisa menemukannya. Mungkin aku menemukannya pada cinta. Aku
mencarinya dan mengira itu kamu. Tapi nyatanya aku hanya salah sangka. Kamu
bukan keduanya. Kamu yang ku kira adalah cinta dan kebahagiaan itu salah. Kamu
adalah harapan. Harapan yang ku kira itu cinta dan kebahagiaan. Aku terlalu
banyak mencari dan mengira-ngira. Dan nyatanya aku hanya menemukan kekosongan.
Kekosongan yang sepi. Sepi yang ku rasa mati. Inikah yang ku cari? Kenapa aku
berbelok kesana kemari, terbang kesana kemari, membuatku tidak jelas seperti
ini. Tidak hanya itu, membuatku lelah setengah mati.
No comments:
Post a Comment