Pages

Monday 25 November 2013

meracau

Ada saatnya dimana aku lelah dengan semua ini. Ada saatnya dimana aku tak sanggup lagi menahan air mata. Ada saatnya dimana aku merasa kesepian disaat dunia begitu ramai. Ada saatnya dimana aku menyadari bahwa memang hidup itu seperti ini. Mengajarkan untuk lebih jeli melihat sekitarmu, untuk lebih pintar membedakan mana teman mana musuh, mengajarkan untuk tidak bergantung pada orang lain, untuk berdiri sendiri.
I'm tired of getting lied to, tired of being used, tired of fake people, tired of pleasing people, tired of judgmental people. Just tired.
Aku menyadari dan aku terlalu lelah untuk melakukan perubahan. Entahlah terlalu lelah atau terlalu malas. Tapi aku sedang berusaha tidak bergantung pada orang lain. Aku sedang berusaha membiasakan diriku kesepian. Aku sedang berusaha melupakan semua hal menyakitkan. aku mencari-cari apa yang sebenarnya ingin aku lakukan. Tapi aku tidak menemukan apapun. Mungkin mimpi-mimpi yang dulu sudah lama terkubur. Dan harapan dan semangat itu sudah ku kunci rapat-rapat. Sekarang aku hanya melakukan apa yang ada di depanku. Aku hanya menjalani apa yang sudah Tuhan takdirkan untukku.

Aku merasa tersesat. Aku kehilangan mimpiku. Aku kehilangan hal yang dinamakan semangat. Aku tidak tahu bagian mana yang salah? Aku hanya merasa hampa.

Mungkin bagian yang salah adalah aku tidak pandai bersyukur. Tuhan, maaf.

Aku hanya merasa tidak pantas untuk berharap lagi.

Dan yang paling membuatku lelah adalah jatuh cinta. Kenapa rasanya semua yang hadir di hidupku ada di tempat yang salah? Datang di waktu tidak tepat, datang sebagai orang tidak tepat, datang sebagai orang yang ditakdirkan memberi luka.

Apakah memang ini takdir ataukah karena aku tidak bijak menyikapi hidupku. Apakah karena aku terlalu lemah apakah karena hatiku terlalu lemah? Apakah karena aku memang tidak pantas? Ataukah karena usahaku yang kurang. Aku tidak tahu dan aku selalu bertanya-tanya. Pertanyaan yang tiba-tiba muncul di benakku. Pertanyaan yang membuatku terus berpikir. Apa yang sebenarnya ingin Tuhan sampaikan. Apa yang sebenarnya hidup ingin ajarkan kepadaku. Apakah benar ada saatnya bahagia akan datang? Apakah benar semua hanya menunggu waktu yang tepat? Dan waktu yang tepat kapan itu akan datang?

Entahlah. Misteri-misteri dihidupku. Dan pertanyaan-pertanyaan yang selalu ada di benakku. Biar waktu yang menjawab. Cepat atau lambat semua akan terjawab.


Tuesday 19 November 2013

Tell me

Kamu tau apa itu sahabat? Kamu tau? Kamu tau apa itu cinta? Kamu tau?
Kamu tau atau tidak sama sekali? Kamu tau atau memang kamu sedang mengabaikannya.

Aku harus gimana? Berpura-pura bahagia padahal aku sekarat? Harus berkata aku rela disaat hatiku selalu selalu sakit saat melihat kalian?

Aku harus bagaimana disaat aku tidak ingin menyakitimu? Aku harus bagaimana disaat ternyata aku juga merasakan sakit yang lebih besar? Aku harus gimana disaat merasa kecewa dan menyesal dengan semua ini.

Aku harus gimana disaat aku berkata rela tapi kenangan yang tiba-tiba muncul itu selalu bisa membuat mataku berair?

Harusnya memang aku simpan semuanya sendiri. Harusnya memang aku tidak pernah membagi ceritaku denganmu. Setidaknya saat kamu bersamanya aku tidak terlihat menyedihkan. Setidaknya aku bisa bertemu dengan kalian tanpa rasa malu dan biarkan aku menyimpan rasa sakitku sendiri. Setidaknya kita bisa berteman seperti biasanya. Setidaknya aku bisa berkata aku juga senang melihat kalian bersama. Setidaknya biarkan aku dengan semua rasaku mati tanpa kau ketahui.

Sekarang semuanya sudah terlambat.

Cinta itu bukan tak harus memiliki. Cinta itu bukan bahagia melihat dia bahagia walau tidak bersama. 

Aku ingin sekali menghapus semua rasa yang pernah ada. Jika memang menghapus perasaan semudah itu. Aku tidak akan pernah menyesal pernah menyukainya. Jika ternyata dia memang bukan untukku. Aku tidak akan merasa semenyesal ini kalau saja dia bukan orang yang membuat kita menjauh. Kalau saja orang yang disukainya bukan kamu. Aku tidak akan menyesal.

Sekarang hal terbaik yang bisa ku lakukan adalah meyakinkanmu bahwa aku baik-baik saja. Meyakinkanmu untuk menerimanya karena aku akan berusaha baik-baik saja.