Pages

Sunday 26 January 2014

Entahlah



Awalnya aku ingin bertahan dan membiasakan diriku dengan hal-hal yang mungkin menyakitkan. mungkin karena aku tidak ingin merasa kecewa lagi dan terlalu lelah mendengar kata maaf. Tapi nyatanya aku masih terjebak dengan perasaan-perasaan yang tidak perlu. Apa ini dan kenapa harus begini. Padahal aku tahu aku tidak bisa memilikimu. Tapi kenapa aku begitu bodoh membiarkan perasaan ini meluap-luap. Aku sudah menutup rapat-rapat pintu hatiku. Tapi kenapa kau selalu saja menemukan celah untuk masuk. Kau seperti seseorang yang ingin ku hindari tapi selalu datang. Mungkin memang benar membenci dan menyayangi seseorang itu hanya perlu terbiasa saja. Aku membiarkan hidupku terbiasa dengan kehadiranmu. Harusnya aku lebih pandai memilah apa yang menjadi kebiasaanku karena segalanya bisa tiba-tiba hilang begitu saja. Karena tak kusadari aku tak sengaja mengharapkanmu. Tak sengaja merindukan kehadiranmu. Tak sengaja terus menerus memikirkanmu. Tak sengaja mengkhawatirkanmu. Tak sengaja marah ketika tahu kau masih menyukainya. Maaf aku tak sengaja.


Aku lelah dengan semua tanya ini. Ingin rasanya aku berlari menemukanmu. Memelukmu dengan erat dan menjadikanmu milikku.  Aku mungkin bisa segila itu.




Saturday 25 January 2014

Memories

Dan merelakanmu adalah hal terberat yang harus saya lakukan. Melupakan itu susah, tentu saja memangnya kamu siapa bisa begitu saja menghapus seseorang dari ingatanmu? Tuhan? Tapi aku akan diam saja. Terbiasa diam kemudian akan saling melupakan bukan?

Saya selalu menganggap kamu berharga, entah kamu punya perasaan yang sama atau tidak. Ataukah selama ini saya terlalu naïf? Nyatanya pada akhirnya kita akan hidup sendiri-sendiri, kita akan melewatinya sendiri dan tak ada kamu berjalan bersama saya. Jadi selama ini kenangan yang dulu terbentuk indah itu pada akhirnya sia sia saja. Ya, itu akan menjadi sia sia jika hanya aku yang menyimpannya, jika hanya aku yang merasa itu terlalu berharga untuk dilupakan. Sehingga setiap detiknya saya mengingatnya dengan baik. Kenangan itu. Kenangan yang saya pikir bisa tetap menyatukan kita walau terpisah jarak dan waktu. Jurang yang pada akhirnya semakin melebar, hingga saya tidak bisa melewatinya. Mungkin saya yang  begitu bodoh untuk berharap  begitu besar.  Berharap begitu banyak untuk kamu selalu mengingat saya. Walaupun ternyata saya bukanlah yang spesial yang bisa selalu kamu ingat dan membuatmu tersenyum. Pada akhirnya kita akan saling melupakan. Pada akhirnya kenangan itu akan dihapus oleh waktu, pada akhirnya kita akan berjalan ke jalan kita sendiri sendiri, dan jika kita tidak sengaja dipertemukan di persimpangan jangan lupa untuk sekedar menyapaku …