Pages

Friday 29 May 2015

Pain

Pagi ini lagi-lagi saya terbangun dengan mata sembab. Semalam saya menangis hingga ketiduran. Karena tidak ada lagi yang mampu saya perbuat. Dada saya sesak dan hati saya sakit. Untuk tidak menghubungimu pun saya menahan diri  sekuat tenaga. Karena saya tau hal itu akan sia-sia dan berujung pada luka yang baru. Jika kamu membaca ini pun kamu akan menganggap saya perempuan menye yang terlalu banyak bersedih. Tidak kamu salah. Saya hanyalah perempuan yang terlalu mencintai. Sesal saya pun tak kunjung berujung. Mengapa saya harus mencintai dengan seluruh hati saya. Hingga ketika ada luka karena cinta itu, seluruh hati saya pun hancur. Saya kehilangan selera untuk mencintai siapapun.


Tapi bukankah kita tidak bisa memilih untuk jatuh cinta kepada siapa. Kepada dia yang memberimu bahagia atau dia yang memberimu luka. Saya tidak bisa memilih. Tidak ada yang mengerti seberapa sakit yang saya rasakan karena terlalu mencintaimu. Jika saya wanita waras mungkin saya sudah mengubur dalam-dalam perasaan saya dan melanjutkan hidup saya dengan bahagia. Sayangnya saya wanita yang mencintai dengan ketidakwarasan. 


Saya memang harus bersabar menunggu kamu yang mungkin akan kembali pada saya. Namun saya paling tidak bisa mengetahui kamu mendekati wanita lain. Hati saya hancur tak terhindarkan. Air mata saya pun menetes tak terkontrol. Hingga lagi-lagi saya terbangun dengan mata sembab dan tidak bergairah lagi melihat dunia. Saya bukannya tidak rela kamu mencoba mencari wanita lain untuk menggantikan saya. Hanya saja seperti orang yang terlalu cinta pada umumnya saya hanya merasa terlalu sakit.

I love you too much but you ignore me

Friday 22 May 2015

Teruntuk kamu yang pernah mencoba mencintai saya

Saya memohon maaf setulusnya jika saya pernah melukaimu dengan begitu besar. Setulus hatipun saya berharap agar kamu melupakannya pula tidak hanya memaafkannya. Rasa saya masih sama terhadapmu. Tapi mungkin km sudah tidak lagi seperti itu. Saya sangat berharap kamu bisa bahagia. Dengan wanita yg mungkin saja sedang dekat denganmu. Saya dengar namanya Marisa ya? Pasti dia memiliki sifat yang lebih "wanita" dibanding saya yang kekanak-kanakan. Sebelumnya saya selalu percaya kita pasti bisa kembali bersama seperti dulu. Namun saya sekarang pun tidak bisa mempercayai keyakinan dan firasat saya sendiri. Karena saya mendengarmu sudah bisa tanpa saya.

Walaupun hati saya hancur saat mengetahuinya. Mungkin ini juga alasan mengapa kamu menghilangkan jejak-jejak saya dan kamu di media sosial. Karena mungkin dia akan menjauhimu jika mengetahuinya. Mungkin keinginanmu untuk melupakan saya begitu besar. Saya hancur disini. Untuk tersenyum pun saya tidak bergairah. Saya merasa begitu menyedihkan karena masih saja terjebak dengan rasa yang tak berbalas ini. Maafkan saya masih mencintaimu. Kau hanya perlu tidak peduli kepada saya. Agar rasa cinta saya ini tidak memberatkanmu.

Begini rasanya merindukan seseorang yang tidak lagi merindukan saya.  Saya sangat ingin menyapamu. Bercanda tawa seperti dulu. Saling berbagi cerita. Saya rindu kehangatan pembicaraan kita. Sekarang saya hanya bisa menahannya. Saya hanya bisa berdiam dan tersiksa dengan sesaknya rindu. Karena mungkin kamu yang sudah tidak lagi merindukan dan peduli dengan saya. sangat ingin saya menyapamu. Berharap kita bisa seperti dulu. Tapi hal itu sekarang lebih dari mustahil. Bagaimana menuntaskan perasaan ini? Saya sudh tidak berdaya lagi menghadapinya. Maybe I love you too much


Tuesday 19 May 2015

Hah~!

Mungkin memang mudah, ketika kita patah hati orang-orang disekitarmu berkata "Sudahlah, buat apa kau terus menerus memikirkan dia yang tidak memikirkanmu" , "Move on mi!" , "kamu pasti bisa dapat yang lebih baik dari dia. percayalah" , "Berhenti berharap, dia sudah tidak mencintaimu lagi" , dan lain lain. Tapi seberapapun sering aku mendengar kalimat-kalimat seperti itu aku semakin budek dibuatnya. Entahlah. Sudah terlalu banyak sakit yang dia berikan, namun mengapa aku selalu memaafkannya dan hanya mengingat saat-saat aku merasa dicintainya. Mungkin  memang benar aku terlalu lemah sebagai wanita. Tapi apalah dayaku ketika ku rasa hanya dia yang mampu membuat hari-hariku ceria seperti sedia kala. Ini bukan hanyalah tentang mindset yang mereka anggap berasal dari diriku sendiri. Tapi inilah sebenar-benarnya yang ku rasakan. 

Memang pada kenyataannya dia sudah meninggalkanku, membuangku, dan bahkan tidak peduli lagi akan keberadaanku. Aku selalu percaya dia akan kembali padaku lagi suatu saat nanti. Tapi entah kapan. Entah disaat aku masih mencintainya atau saat aku sudah bersama orang lain. Karena aku pun tidak ingin terus menerus menyiksa diriku sendiri. Tapi cinta yang ku punya untuknya justru membuatku mati karenannya. Aku tidak bisa memaksakannya ketika dia tidak lagi ingin mencintaiku. Karena sebenar-benarnya cinta dia akan kembali pulang. Justru aku takut ternyata cinta yang dia miliki bukanlah sebenar-benarnya. Saat-saat seperti inilah aku harus memadamkan cinta ini. Karena sesekali cinta juga bisa membunuhku. Aku bahkan mengasihani diriku sendiri yang terus saja membiarkanmu tinggal di hatiku. Aku pun belajar cinta tidak selalu membawa kebahagiaan tapi juga luka yang teramat sangat.

Jangan menungguku menjadi sempurna dimatamu. Karena beginilah aku adanya yang kau rasa tak pantas lagi kau pertahankan. Maka carilah dia yang memang pantas kau kenalkan sebagai calon istrimu kelak :) :) :)